Sulutimes.com – SULUT, “you can kill teroris by the gun but you can kill terorism by education” (kamu dapat membunuh teroris dengan senjata tetapi dapat membunuh terorisme hanya dengan pendidikan).
Hal ini disampaikan Dr. dr. Taufik Pasiak mengutip pernyataan sekjen PBB dalam dialog terbuka yang digelar oleh‎ DPD Keluarga Besar (KB) Pemuda Justitia Sulut dan MPW Pemuda Pancasila (PP) Sulut‎ dengan mengangkat tema “Pancasila, deradikalisasi, dan radikalisme” dilaksanakan di rumah kopi Wale Kopi Samrat. Jumat, (23/06/2017)
Dimana dalam Dialog tersebut Pasiak menjadi salah satu pembicara bersama-sama dengan ‎Drs. Ulyas Taha, M.Si., Dr. Hendrik Manosoh., KABAN Kesbangpol Provinsi Drs. Steven Liouw, M.Si.‎‎
Lanjut Pasiak “menurut hasil penelitian kedokteran setiap manusia punya potensi radikal dalam otaknya. Radikal dapat dibagi menjadi dua yaitu radikal mind dan radikal movement. Pemicu adanya radikal movement ada tiga faktor yaitu ketimpangan ekonomi, keterpinggiran politik (tidak bebas bicara), dan skenario (gerakan pemuda tahun 1928 oleh Budi Utomo dan kawan-kawan). Metamorfosa pikiran menjadi gerakan adalah bahaya oleh karena itu perlu ada perhatian khusus pemerintah untuk mengakomodir.” katanya
Sementara itu, Ulyas Tahaa selaku kepala kantor kementerian agama Provinsi SULUT menegaskan tentang betapa pentingnya Pancasila, Pencegahan degradasi persatuan dan kesatuan bangsa. “Oleh karena itu, mari bersama kita jadikan Pancasila menjadi bagian hidup kita.” terang Tahaa.
Kegiatan ini sendiri lanjutkan dengan buka puasa bersama usai dialog.
Hadir juga dalam dialog terbuka ini tokoh-tokoh masyarakat SULUT seperti Reiner Oento, Pdt. Hanny Pantouw, Roy Maramis, tokoh-tokoh agama serta tokoh-tokoh pemuda.