Penulis: Prof Dr dr Max F J Mantik SpA(K)
SULUTIMES, Manado – Demam berdarah atau demam dengue (disingkat DBD) adalah infeksi yang disebabkan oleh virus dengue.
Sebelum mengenal lebih jauh tentang virus dengue terlebih dulu dikenali pembawa virus tersebut yaitu nyamuk Aedes Aegypti dengan cara penularannya melalui gigitan terhadap manusia.
Adapun ciri-ciri Aedes Aegypti adalah Warna hitam dengan bercak putih pada badan dan kaki yang berkembang biak di air bersih dan kerap kali hinggap di tempat yang gelap dan lembab. Pada Siang hari mulai dari petang nyamuk tersebut keluar untuk menggigit manusia dengan kemampuan terbang kira-kira 100 sampai 200 meter.
Jika manusia yang telah digigit nyamuk Aedes Aegypti akan mengalami gejala seperti demam mendadak, sakit kepala, nyeri belakang bola mata, mual, tanda perdarahan : mimisan /gusi berdarah, serta kesadaran menurun. Apa bila ada yang terkena gejalah tersebut dan mengalami demam 3 hari dan tidak turun dengan obat penurun panas, demam disertai bintik merah di kulit, tidak hilang dengan penekanan, perdarahan spontan (mulut/hidung/lain), demam disertai penurunan trombosit, leukosit, naiknya hematokrit, anak tidur sulit dibangunkan, ujung jari dingin saat bebas demam, paling berbahaya lagi jika muntah sering, sakit perut hebat , buang air kecil kurang/ tidak buang air kecil dalam 4-6 jam terakhir, maka harus segera dibawa ke fasilitas kesehatan untuk segera mendapatkan penanganan tim medis.
Untuk pencegahan DBD terlebih dahulu mengenali tanda awal dan lanjut DBD serta segera lakukan pertolongan dan cegah penularan dengan memutus rantai penularan DBD. Dalam pencegahan DBD ada dua metode pengendalian yang baik dilakukan diantaranya, biologis dimana bias juga melalui ikan pemakan jentik (ikan adu/ikan cupang) yang dilepas di tempat – penampungan air. Dan melakukan pengasapan/fogging (malathion dan fenthion) dan bubuk abate (temephos) pada tempat penampungan air. Selain dilakukannya pencegahan, ada baiknya juga disertai dengan vaksin yang gunanya virus hidup yang dilemahkan, tetravalent 4 serotipe dengue, baik diberikan usia 9-16 tahun dalam kurun waktu 3 kali dengan jarak 6 bulan.
Penjelasan diatas dapat dijadikan penuntun serta penerapan lebih nlagi disaat musim hujan dimana situasi tersebut rentan dengan genangan air yang dapat memicu lahirnya nyamuk aede aegypti sebagai faktor utama pembawa virus DBD.
“Cara lain untuk mencegah DBD yaitu menguras tempat penampungan air, mengubur barang bekas dan menutup penampungan air. Sebaiknya hindari gigitan nyamuk, menggunakan kelambu disaat tidur dan menggunakan obat anti nyamuk,” jelas Prof Dr dr Max F J Mantik SpA(K) sambari mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk memberikan perhatian ekstra ketika masuk bulan desember, dimana musim penghujan yang rentan dengan timbulnya penyakit Demam berdarah akibat dari berbagai situasi termasuk genangan air.
“Perhatian bagi orang tua untuk tidak memberi kesempatan bagi nyamuk untuk hidup dalam rumah, menghindari pakaian yang tergantung, membersihkan air tergenang menutup menguras dan mengubur barang2 bekas yang berpotensi nyamuk dapat hidup,” imbau Mantik.(*)