SULUTIMES, Minahasa – Mahasiswa bersatu tekad serta sepakat untuk menolak paham radikalisme.
Suara lantang ini menggema di Universitas Negeri Manado (Unima) Tondano yang disampaikan Rektor Unima Prof Julyeta PA Runtuwene dalam rangkaian road show Seminar Motivasi dengan tema Spirit of Indonesia yang di prakarsai oleh ‘Kami Indonesia’ dan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI, Senin (21/5/2018) gedung Kuliah Bersama Unima di Tondano.
“Jajaran Pimpinan, Para Dosen dan juga Mahasiswa bersatu tekad serta sepakat untuk menolak paham radikalisme. Tentunya menjadi perhatian penting untuk bangsa terhadap berbagai persoalan yang terjadi di negara kita ini, Bangkitnya kesadaran bersama sangat penting untuk untuk melawan penjajahan, dan penjajahan itu harus dilawan dengan Persatuan bukan dengan perseorangan,” ucap Rektor Runtuwene saat membuka kegiatan seminar ini.
Isteri tercinta Walikota Manado GS Vicky Lumentut bersyukur hari ini Unima sangat senang bisa berjumpa dengan orang-orang hebat yang ada di negara kita ini, dan pihak Unima juga bangga bisa menjadi salah satu tuan rumah kegiatan Seminar Motivasi ‘Spirit Of Indonesia’.
“Koordinasi Kerjasama MPR-RI dan Kami Indonesia untuk memberikan materi tentang tantangan kedepan bagi generasi muda yang ada di indonesia saat ini. Kegiatan ini juga sangat tepat karena bersamaan dengan Hari Kebangkitan Nasional,” ungkap Runtuwene.
Lanjutnya, dalam memperingati 20 Tahun Reformasi di Indonesia, Unima juga sudah mengikuti rangkaian upacara Hari Kebangkitan Nasional sekaligus menggelar deklarasi satu komitmen bersama untuk menjaga negara kesatuan Republik Indonesia.
“Sebagai mahasiswa kita tidak melawan penjajah seperti masa penjajahan, tapi kita melawan terorisme, paham radikalisme juga kita melawan hal yang dapat memecah bela bangsa kita seperti kemalasan, kebodohan, kemiskinan, dan berita bohong atau lebih tren dengan sebutan berita hoax,” kuncinya.
Sementara itu, mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI Abraham Samad ewakili anggota DPR dan MPR RI Akbar Faisal, Bagian Badan Anggaran MPR-RI sekaligus CEO ‘Kami Indonesia’ Muh Asri Anas, Direktur Program ‘Kami Indonesia’ Yusran Darmawan, Anggota DPD dan MPR-RI Benny Rhamdani, yang hadir pada kegiatan tersebut mengatakan menyikapi 20 tahun perjalanan Reformasi Bangsa Indonesia saya merasa prihatin karena persoalan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) masih membelenggu bangsa kita ini.
“Tujuan utama reformasi 1998 adalah menghancurkan Praktek KKN, tapi saat ini praktek KKN di negara kita masih marak karena bangsa ini tidak fokus seolah sibuk melakukan perubahan. Indonesia perlu reformasi yang damai didasari semangat kebersamaan dan melibatkan seluruh elemen bangsa. Jangan ada anak bangsa yang ditinggalkan, apalagi dilupakan,” tutur Mantan Ketua KPK RI periode 2011-2015.
Kegiatan ini pula dihadiri para Pembantu Rektor, juga beberapa narasumber dan Mahasiswa Unima.
Redaksi