Kejadian 22:1-19
Joune J. Andries, S.Th, M.Pd
Guru SMP Negeri 1 Tompaso
SAUDARA-saudara yang diberkati Tuhan, “Tak pernah Tuhan janji, jalan hidup takkan berduri, tak pernah Tuhan janji lautan ‘kan tenang….”
Adalah sebuah penggalan syair lagu pop rohani yang tidak asing dari pendengaran kita. Bila kita mencermati syair lagu ini, maka lagu ini hendak mengisyaratkan kepada kita bahwa ternyata hidup orang percaya kepada Tuhan, hidupnya; tidak akan pernah sepi dari apa yang disebut dengan tantangan dan pergumulan hidup. Dan itu berarti, tantangan, cobaan dan gumul akan datang menghiasi perjalanan hidup kita. Dan memang selama ini tidak dapat disangkal bahwa meskipun dalam hidup ada berkat yang dirasakan, tetapi disisi lain ada gumul, ada cobaan yang sering menghampiri akan hidup kita sebagai manusia.
Saudara-saudara yang diberkati Tuhan,
Jika ada pertanyaan yang dilontarkan kepada kita “adakah di antara kita yang dalam hidupnya tidak pernah mengalami gumul dan cobaan?” kira-kira apa yang akan torang jawab… pasti kita akan menjawab ”Pernah” – karena siapa bilang dalam hidup ini tidak mengalami apa yang disebut dengan pergumulan? Tentu saja, baik saya maupun saudara-saudara sekalian pernah mengalami gumul dalam hidup. Namun sekalipun ada gumul dan tekanan hidup, tetapi kita harus ingat bahwa Allah pernah berfirman dalam Kitab Ibrani 13:5b dan 13:8 berkata bahwa ”Allah yang kita mengimani adalah Allah yang tidak akan membiarkan dan meninggalkan kita” Mengapa? Karena kasih dan kuasaNya Tuhan Yesus Kristus tidak akan pernah berubah dari waktu ke waktu, baik kemarin, hari ini maupun sampai selama-lamanya, kasih dan kuasanya Tuhan Yesus tetap sama.
Dan hal inilah saudara-saudaraku, yang mau dibuktikan Tuhan Allah kepada kita lewat pengalaman hidup dari seorang yang kita kenal sebagai ”Bapa Orang Percaya” yaitu Abraham. Kepercayaan Abraham kini diuji dan dicobai. Layaknya seperti seorang anak yang menginginkan naik kelas atau nilai raport memperoleh nilai tuntas, maka anak tersebut harus melewati apa yang disebut dengan UJIAN.
Abraham pun saudara-saudaraku demikian, kepercayaan dan keberimanan Abraham kepada Tuhan diuji, tapi sayangnya ujian itu bukan diuji oleh manusia. Jika ujian atau cobaan hidup itu datang dari orang lain atau manusia, mungkin torang akan menghibur diri dengan ucapan ”Biar jo kesana dia” ibarat pepatah bilang ”anjing menggonggong, kavila berlalu”. Tapi ini saudara-saudaraku, kepercayaan Abraham itu diuji oleh Allah sendiri sebagaimana ayat 1 menyebutkan”setelah semuanya itu Allah mencoba Abraham. Allah menguji Abraham dengan 2 hal yaitu:
1. Allah ingin melihat adakah kasih Abraham kepada Allah lebih besar daripada kasihnya terhadap putranya ?
2. Apakah Abraham masih yakin akan penggenapan Janji Allah kepadanya atau sudah akan beralih kepada Ishak anaknya ?
Sungguh suatu hal yang tidak mudah untuk dilakukan secara kacamata manusia… kita bisa bayangkan sedangkan anjing kesayangan kita, yang kita pelihara jika akan dipotong atau tertabrak dengan mobil pasti torang sakit hati… noh apalagi ini anak satu-satunya, anak yang diperoleh disaat Abraham berusia menua, anak semata wayang yang harus dipersembahkan kepada Tuhan dengan cara menjadi korban bakaran kepada Allah, sebagaimana yang dikatakan pada ayat 2. FirmanNya: Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.
Secara manusia ini menjadi gumul yang besar dan secara manusia, sungguh tidak gampang diperhadapkan dengan ujian seperti hal ini…. namun, disaat ujian diperhadapkan kepada Abraham, satu hal yang dilakukan oleh Abraham yakni tidak bersikap berbantah ”Nda ba protes”, ketika Allah berfirman ambil anakmu Ishak persembahkan anakmu itu kepada Allah untuk dijadikan sebagai korban bakaran, apa yang dilakukan oleh Abraham? yakni patuh dan taat pada Firman Tuhan, sebagaimana ayat 3 memberi kesaksian bahwa ”Keesokkan harinya pagi-pagi bangunlah Abraham, ia memasang pelana keledainya dan memanggil 2 orang bujangnya beserta Ishak, anaknya: ia membelah juga kayu untuk korban bakaran itu, lalu berangkatlah ia dan pergi ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya.”. ini bukti yang menyatakan bahwa Abraham tidak ada sikap berbantah atau ba protes pa Tuhan Allah saat Tuhan Allah minta anaknya Ishak untuk menjadi persembahan korban bakaran. Tindakan Abraham inilah yang menyatakan bahwa kasih Abraham kepada Allah begitu besar daripada kasihnya kepada anaknya Ishak…. dan hal ini dipandang Tuhan Allah sebagai bentuk jawaban yang menyatakan bahwa Abraham memang adalah orang yang percaya kepada Tuhan dan sangat mengasihi Allah.
Saudara-saudaraku yang diberkati Tuhan,
Ending cerita ini memberi kesaksian bahwa disaat Abraham bergumul, Abraham begitu tulus dan ikhlas serta pasrah menjalani gumul dan cobaan hidup, karena Abraham percaya Allah tidak akan meninggalkannya dan Allah pasti memberi jalan keluar atas gumul yang dihadapi, bahkan lebih daripada itu Allah memberi Janji pemberkatan bagi Abraham sebagaimana yang ditulis dalam Ayat 11-18: ”Tetapi berserulah Malaikat Tuhan, Abraham, Abraham, jangan bunuh anak itu dan jangan kau apa-apakan dia, sebab telah Ku ketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepadaKu, maka sebagai gantinya Abraham mengambil seekor domba jantan untuk dipersembahkan kepada Tuhan Allah sebagai korban bakaran. Saudara-saudaraku, keikhlasan dan ketabahan menjalani gumul bersama Tuhan, membuat Abraham menikmati janji penyertaan dari Tuhan, seperti pelangi sehabis hujan, itulah janji setia-Mu Tuhan, Abraham menerima berkat, sebagaimana tertulis dalam ayat 16-18 berkata: ”….karena engkau telah berbuat demikian dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku, maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya. Oleh karena keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena engkau mendengarkan firman-Ku.”
Jemaat Tuhan yang diberkati,
Suatu cerita firman Tuhan yang memberi pengajaran kepada kita semua bahwa hidup dalam kepasrahan, penyerahan diri seutuhnya kepada Tuhan meskipun ada gumul dan tekanan serta mau hidup dengar-dengar akan firman Tuhan ternyata dapat membawa manusia menikmati apa yang disebut dengan berkat daripada Tuhan… dan hal ini tentunya sangat diidam-idamkan oleh semua orang… sebab tidak ada orang didunia ini yang tidak menginginkan hidupnya tidak diberkati Tuhan, pasti semua orang suka dan mendambakan hidupnya diliputi dengan berkat Tuhan.
Karena itu, menjadi resep bagi kita semua agar hidup hanya bergantung kepada Tuhan dalam kondisi apapun, serta ikhlas, tabah dan menaruh percaya kepada Tuhan bahwa Tuhan tidak akan membiarkan hidup kita saat bergumul, itu menjadi kunci bahwa kita pasti di mampukan mengalahkan gumul karena ada Tuhan bersama-sama dengan kita. Sama halnya, dengan Abraham yang mau hidup dengar-dengaran akan firman Tuhan, hidup tabah dan ikhlas menjalani gumul, dan seutuhnya menaruh percaya hanya kepada Tuhan, maka Abraham bisa melewati setiap gumul dan ujian yang diberikan Tuhan kepadanya. Jika saat ini, saya dan saudara-saudara mengalami gumul dan cobaan dalam hidup sehingga torang cemas, kuatir dan takut menjalani hidup ini, maka percayalah bahwa torang p Tuhan itu Setia, Dia tidak akan meninggalkan kita, Ia tidak akan membiarkan kita dicobai melampaui kekuatan, sebab Firman Tuhan berkata dalam 1 Korintus 10:13: ”Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak akan melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah SETIA dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan keluar, sehingga kamu dapat menanggungnya.” Tuhan memberkati kita semua dan selamat merenungkan serta melakukan firmanNya. Amin.(*)