Yosua 23:1-16
Pdt Sara C Tuwomea STh
Pendeta di Pusat Penerjemahan Alkitab GMIM
MENGASIHI TUHAN Allah di atas segalanya menunjukkan ketaatan kita kepada-Nya. Maka hidup kita pun bergantung kepada hal itu.
Yosua dalam pesan terakhirnya bagi bangsa Israel, mengingatkan mereka tentang kasih dan kesetiaan yang telah dilakukan Tuhan atas bangsa mereka. Tuhan telah mengaruniakan mereka hidup yang aman dan damai, Tuhan telah berperang bagi bangsa itu, Tuhan telah menyerahkan banyak musuh ditangan mereka, bahkan Tuhan jugalah yang telah memberi mereka tanah sebagai identitas dari bangsa itu dan sebagai bukti dari janji Tuhan kepada Abraham, Isakh dan Yakub. Sebagai pemimpin yang dipilih Allah membawa bangsa Israel menaklukan tanah Kanaan, Yosua mendapatkan perkenanan dari Allah oleh karena kasih dan kesetiannya kepada Allah.
Tidak ingin bangsa Israel dipengaruhi oleh bangsa-bangsa lain yang tidak mengenal Allah dan mendapatkan malapetaka dari negri yang baik yang telah diberikan Tuhan, Yosua mengumpulkan bangsa Israel dan menyampaikan pesan terakhirnya. Diusia lanjutnya Yosua berbicara dihadapan seluruh bangsa Israel, para tua-tua, kepala kaumnya, para hakim dan para pengatur pasukan. Ia secara tegas mengingatkan agar bangsa Israel hidup berpaut atau tetap setia kepada Allah (ay.8) dan hanya mengasihi Tuhan Allah saja (ay.11). Ini merupakan pesan penting yang disampaikan Yosua karna ia sangat mengenal karakter dari bangsa itu, kalau mereka tidak betul-betul berpaut kepada Allah maka mereka akan dengan mudah berpaling pada penyembahan berhala. Ia ingin supaya generasi saat itu dan seterusnya memiliki karakter yang serupa dengan Allah dalam kasih dan kesetiaan.
Lalu, bagaimanakah cara orang Israel memelihara kasih mereka kepada Allah? Yosua mengatakannya kepada mereka yakni, dengan segala yang tertulis dalam kitab hukum Musa mereka tidak boleh menyimpang ke kanan atau ke kiri (ay.6) tidak boleh bergaul atau kawin campur dengan bangsa lain (orang kanaan) karena mereka akan dibawa untuk menyembah dewa-dewa mereka (ay.7), demikian juga mereka tidak boleh beribadah kepada illah-illah serta sujud menyembah mereka (16), mereka harus memelihara perintah yang sudah disampaikan itu dan melakukannya dalam ketaatan.
Dalam ayat 9-10 Yosua mengingatkan orang-orang Israel tentang alasan mengapa mereka begitu mudah mengalahkan musuh-musuh mereka. Hal itu bisa terjadi karena Tuhan yang berperang bagi mereka. Sebab itu, satu orang saja dapat mengalahkan seribu musuh. Sungguh luar biasa bukan? Kalau Tuhan yang turut berperang, tidak ada satupun musuh yang luput dari hadapan-Nya. Kalau Tuhan yang turut berperang, Ia sanggup memakai hanya satu orang saja untuk meluputkan seribu orang. Kuat dan Perkasa itulah Allah kita.
Akan tetapi, dalam bagian firman ini juga kita dapat melihat apabila bangsa Israel tidak setia kepada Allah maka mereka akan binasa. Demikian ini akan terjadi sebagai akibat karena mereka meninggalkan Tuhan dan menyembah illah-illah lain. Mereka akan terus menderita dan tidak akan terus tinggal di tanah yang diberikan oleh Tuhan kepada mereka. Mereka bahkan akan binasa seluruhnya. Yosua terus mengingatkan orang Israel bahwa Tuhan telah memenuhi semua janji-Nya (ayat 14). Jadi jika mereka tidak menaati Tuhan, Tuhan akan mendatangkan segala yang tidak baik atas mereka (ayat 15).
Menaati dengan sempurna dan tidak mengabaikan satu pun, demikian halnya yang perlu diingat dan dilakukan bangsa Israel.
Lalu, bagaimanakah dengan kita yang telah hidup dan menikmati anugerah dari Allah melalui karya selamat yang telah dinyatakan Allah di dalam Yesus Kristus? Sudahkah kita benar-benar memelihara kasih dan setia kita kepada Allah? Seberapa sulitkah hal ini dilakukan oleh orang percaya?
Kasih dan kesetiaan sangat sulit dilakukan apabila kita terus menuntut Allah hanya memberkati kita, tapi kita tidak mau datang dan tinggal tetap di dalam Dia. Kita sebenarnya telah melihat segala yang dilakukan Tuhan Allah dalam hidup ini, akan tetapi tuntutan, rasa kecewa, amarah, dengki, iri hati, kesombongan, kemunafikan, dan rupa-rupa dosa telah menghalangi kita untuk melihat setiap kebaikan Tuhan. Bahkan sesungguhnya kita telah melihat dan menyaksikan langsung Allah berperang atas rasa malu kita, ketidak percayaan diri, intimidasi, pergumulan, dukacita, masalah hidup dalam rumah tangga, study, pergaulan, dan ada banyak peristiwa lainnya saat kita merasa ada dalam kesulitan yang besar, rasa-rasanya kita tidak sanggup, akan tetapi ketika kita berhasil melewatinya itu karena satu pribadi yang tidak pernah meninggalkan kita. Allah kita adalah Allah yang setia. Allah tidak hanya berperang bagi bangsa Israel, tapi Allah juga berperang atas hidupmu, atas masa depanmu, atas luka-luka masa lalu mu. Allah tidak hanya mengasihi bangsa Israel dan memberikan janji yang begitu luar biasa, tapi Allah yang kita imani di dalam Kristus Yesus, Dia pun begitu mengasihi kita.
Karena itu, ingatlah hal ini, Allah ingin kita mengasihi Dia diatas segalanya. Allah tidak pernah ingin diduakan. Allah ingin kita berpaut dan bergantung kepada-Nya. Bukan kepada harta dunia, bukan kepada jabatan, bukan kepada status sosial, bukan kepada popularitas, bukan kepada ambisi, bukan kepada kepuasan, bukan kepada manusia, tetapi hanya kepada Allah sajalah. Ulangan 30:12 mencatat, Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini: kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu, dengan mengasihi TUHAN, Allahmu mendengarkan suara-Nya dan berpaut pada-Nya, sebab hal itu berarti hidupmu dan lanjut umurmu untuk tinggal di tanah yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu, yakni kepada Abraham, Ishak dan Yakub, untuk memberikannya kepada mereka.”
Yosua 23:1-16 mengingatkan kita tentang sifat Allah yang penuh Kasih, Kuat dan Perkasa. Ia menghalau segala sesuatu dihadapan manusia, Ia membuat yang lemah menjadi kuat, Ia membuat rasa takut menjadi sirna, Ia membangkitkan semangat, Ia membangkitkan keberanian, Ia menepati janji-Nya, Ia mengasihi umat-Nya, dan Ia ingin kita terus hidup dalam Kasih-Nya yang penuh.
Seperti pesan Yosua bagi bangsa Israel, kita pun di ajak untuk Mengasihi Tuhan Allah dengan semua yang ada dalam hidup kita. Mengasihi Tuhan itu perintah yang terutama. Maka hidupilah itu, supaya kita maupun generasi selanjutnya akan memenuhi bumi ini dengan kemuliaan Tuhan. Amin.(*)