Bitung.sulutimes.com - PT Meares Soputan Mining dan PT Tambang Tondano Nusajaya melalui konsultan penyusunan master plan, memaparkan proses rencana induk Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) dihadapan Walikota Max Lomban dan Wawali Maurits Mantiri di Riverside Resto and Café, Jumat lalu.
Dalam pemaparannya, Alexander Cahyo Suryanto, anggota konsultan penyusunan master plan PT MSM dan PT TTN yang berasal dari Grahatma Semesta Yogyakarta, menjelaskan, pihaknya berkeinginan untuk melakukan sinkronisasi isu-isu strategis pembangunan daerah dengan arah kebijakan perusahaan dalam upaya pengembangan pemberdayaan masyarakat.
“Kami ingin menegaskan bahwa program CSR itu bukan soal uang, karena kalau soal uang, itu terlalu mudah bagi perusahaan, kami berharap agar program pengembangan pemberdayaan masyarakat ini bisa berjalan karena merupakan tanggung jawab dari perusahaan,†ujar Suryanto.
Hal ini menurut lelaki berkacamata ini, sesuai dengan amanat Peraturan Menteri ESDM Nomor 41 Tahun 2016 tentang pengembangan dan pemberdayaan masyarakat pada kegiatan usaha pertambangan mineral dan batubara.
Wawali Bitung Maurits Mantiri dalam kesempatan itu berharap agar program ini juga bisa dipahami oleh masyarakat bersama dengan Pemkot Bitung bahwa bagaimana pihak perusahaan yang mengelola tambang ini bisa bertanggungjawab terhadap kesejahteraan masyarakat bahkan hingga nantinya pada proses penutupan tambang.
Walikota Bitung Max Lomban sendiri berharap agar program CSR dari PT MSM dan PT TTN ini diarahkan pada program yang monumental bagi masyarakat.
“Maunya saya, CSR ini dibuat monumental bagi masyarakat. Di Batuputih itu kita proyeksikan menjadi wilayah pariwisata. Bekali masyarakat dengan kemampuan untuk menghidupi dirinya sendiri. Untuk hal ini, saya menugaskan tim dari Bappeda dan Dinas lain untuk membantu menyusun program PPM dari PT MSM dan PT TTN,†cetusnya.(lee)