SULUTIMES, Sulut – Letak Indonesia bisa dibilang sangat strategis secara geografis karena berada diantara dua benua, Asia dan Australia serta dua samudra Pasifik dan hindia.
Berdasarkan hal tersebut, Ikatan Geograf Indonesia (IGI) di era digital terus berinovasi mengembangkan teknologi di bidang geografi.
Buktinya, melalui pertemuan ilmiah yang bertema “Geografi digital dalam era perkembangan teknologi sebagai penunjang informasi kemaritiman dan kebencanaan” yang berlangsung di Hotel Aryaduta, Rabu (4/10/2018) dihadiri oleh para geograf seluruh indonesia sejumlah 350 orang berasal dari 33 perguruan tinggi dan 6 instansi pemerintah.
Hadir sebagai pembicara utama dari Badan Informasi Geospasial (BIG) Dr Suprajaka, Dekan Fakultas Geografi diwakili Dr Emma Hizbaron MSc MT serta Bapelitbang Kota Manado Dr Liny Tambayong.
Adapun pertemuan ilmiah ini, merupakan pemanfaatan sistem informasi geografis dalam penataan ruang wilayah dari BIG, pentingnya sistem informasi geografis dalam mendukung pembelajaran berbasis spasial dari UGM dan pemanfaatan BIG Data sebagai media informasi spasial dalam pembangunan infrastruktur di kota manado dari Bapelitbang.
Sementara itu, Kapuskom Unima Dr Joy Kumaat mengungkapkan bahwa pertemuan ilmih tahun ini Unima dipercayakan sebagai tuan rumah.
“Ini merupakan pertemuan ilmiah tahunan yang ke 20,” ucap Kumaat, Kamis (5/10/2018).
Lanjut dijelaskan Kumaat, usai pertemuan ilmiah tersebut hari ini bertempat di Kampus Universitas Negeri Manado (Unima) diselenggarakan kongres IGI ke IX.
“Kongres ini dihadiri Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan Dr M Dimyati yang juga sebagai Anggota Ikatan Geograf Indonesia,” kuncinya.
Sementara itu, Rektor Unima Prof Dr Julyeta PA Runtuwene menyambut baik kedatangan peserta pertemuan ilmiah dan Kongres ke IX IGI.
“Terima kasih atas kepercayaan penuh kepada pihak Unima,” tutur Runtuwene.
Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan Dr M Dimyati saat pertemuan dengan rektor mengungkapkan tujuan kedatangan dengan menawarkan untuk melakukan riset di bidang gender dan geografi.
“Kami melihat Unima luar biasa dengan kepemimpinan rektor seorang wanita,” puji Dimyanti.
Dalam pertemuan yang berlangsung dua hari tersebut secara maraton hadir mendampingi Pembantu Rektor 1 Unima Prof Dr Deitje Katuuk MPd dan Dekan FIS Dr Lexi Lonto.
Jakas