SuluTimes-Bitung, Sekolah bukan hanya tempat menimba ilmu pengetahuan sebagai bekal dimasa depan, tetapi sekolah juga adalah tempat untuk meletakan dasar sekaligus membangun fondasi iman yang kokoh dikalangan generasi muda di era persaingan globlal.
Fondasi iman sangat penting untuk menghadapi berbagai bentuk ‘Kebebasan’ dalam kompetisi globlal yang bisa merusak bangunan iman generasi muda. Melayani sesama manusia yang membutuhkan pertolongan lewat pelayanan orang sakit adalah bagian dari pembentukan jati diri Kristen.
Hal ini dikatakan oleh Jhon Nikodemus Wuisan, guru agama Kristen di SMPN 2 Bitung, Sabtu (1/10). “Program praktek pelayanan bidang studi agama Kristen yakni mengunjungi orang sakit di Rumah Sakit untuk memberikan kekuatan lewat pelayanan firman dan Doa, bertujuan membentuk jati diri Kristen yang kokoh pada anak didik,†ujar Wuisan.
Kegiatan yang dilakaukan oleh anak-anak  kelas 7 SMPN 2 Bitung, Febrian Calvin Mamahit, Mozart Wowiling, Abram Awendatu, Tesalonika Rotty dan Samuel Luntungan, didampingi guru pembimbing Jhon Wuisan, mengundang simpati dari orang tua murid serta pasien yang dikunjungi.
“Ini program yang sangat bagus, dimana anak didik diajak untuk mengaktualisasikan iman kristiani dalam konteks pelayanan terhadap orang yng membutuhkan pertolongan. Program ini juga untuk menghindari anak didik dari pergaulan bebas yang bisa merusak masa depan mereka,†kata Frangky Mamahit, salah satu orang tua murid.
“Kegiatan ini membuat saya sangat terharu, karena selama ini belum pernah ada program pelayanan orang sakit oleh para murid, program ini harus mendapat dukungan semua pihak terkait dalam membentuk generasi muda berkualitas,†pungkasnya. (JO)