SULUTIMES, Boltim – Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Kerukunan Pelajar Mahasiswa Indonesia Bolaang Mongondow Timur (KPMIBT) menggelar Aksi Tuntutan Amanat Penderitaan Rakyat (AMPERA) di gedung DPRD Boltim, Senin (16/9/2019).
Dalam tuntutannya masa aksi meminta DPRD untuk mengadakan asrama paten bagi mahasiswa boltim, memberikan transparansi terkait beasiswa anak asuh, merealisasikan Perda no 8 tahun 2017 tentang pengelolaan sampah, memangkas perjalanan dinas DPRD yang tidak memberikan dampak kepada masyarakat dari hasil bimtek, dan mendesak DPRD untuk segera melakukan pembebasan lahan HGU.
Koordinator aksi Haikal Mokoagow (24) menegaskan, anggota DPRD yang terpilih dan dilantik menjadi bagian dari harapan rakyat untuk memperjuangkan segala aspirasi rakyat.
“DPRD harus benar-benar menjadi perwakilan rakyat tanpa memandang lagi segala bentuk perbedaan yang dirasakan pada saat kontestasi pemilu lalu,” teriaknya.
Masa aksi yang dijemput sejumlah anggota DPRD diantaranya Fuad Landjar, Muhamad Djabir, Argo Sumaiku, Samsudin Dama, Antonius Muaya serta didampingi Sekretaris DPRD Boltim Priyamos menjamu para mahasiswa di ruang sidang. Satu jam lebih dalam ruang sidang, para anggota DPRD dan mahasiswa menggelar audiensi terkait tuntutan mereka.
Fuad Landjar yang merupakan pimpinan DPRD sementara membuka audiens dengan mahasiswa.
“Apa yang menjadi tuntutan mahasiswa akan menjadi motivasi bagi kami yang baru terpilih. Kami berjanji akan mengawal membahas bersama pemerintah daerah terkait dengan sejumlah tuntutan tersebut,” ucap Landjar.
Sementara itu, Muhamad Djabir menambahkan, apa yang menjadi tuntutan dari para mahasiswa terkait dengan pembuatan asrama dan tempat pengolahan sampah, itu juga menjadi keinginan mereka, sebab semua akan bermuara pada kesejahteraan rakyat Boltim.
Selanjutnya Argo Sumaiku menutup audiens dengan menjanjikan dalam kurun waktu tiga bulan nanti DPRD tidak melaksanakan tugasnya dia siap didemo mahasiswa kembali.
Bunghen/Jakas
