Oleh : Viktory N.J. Rotty
Pemerhati Pendidikan
(Dosen Universitas Negeri Manado)
Apakah kita bahagia belajar? Apakah kita bahagia mengajar? Apakah kita bahagia menyelenggarakan pendidikan? Apakah pendidikan memberi kebahagiaan kepada kita?
Pertanyaan-pertanyaan ini mari kita jawab bersama!
Bangsa yang besar bukan hanya dilihat dari luas wilayahnya, kepadatan pendudukannya, dan sumber daya alamnya, tetapi juga dari sumber daya manusianya.
Sumber daya manusia meningkat hanya melalui pendidikan. Pendidikan adalah faktor penting dalam meningkatkan kualitas kehidupan seseorang. Oleh karena itu, pendidikan merupakan faktor penting untuk meningkatkan peradaban suatu bangsa.
Penelitian dari sebuah lembaga bernama The Sosial Progress Imperative merilis 10 negara dengan kualitas pendidikan terbaik di dunia melalui index kemajuan sosial.
1. Korea Selatan
2. Jepang
3. Singapur
4. Hongkong
5. Finlandia
6. Inggris
7. Kanada
8. Belanda
9. Irlandia
10. Polandia
Kunci keberhasilan pendidikan di 10 negara ini berbeda-beda. Ada yang mengurangi jam belajar siswa, menggunakan sistem pendidikan berbasis teknologi, pendidikan berbasis tradisi, pendidikan berbasis fakta dan dunia kerja, pendidikan lebih pada praktek daripada teori, pendidikan dijadikan sebagi bisnis atau wadah investasi, dan lain sebagainya. Namun, dua hal yang sama dan penting yang dilakukan 10 negara adalah pemerintah memberikan dukungan dana yang luar biasa dan menyiapkan guru yang berkualitas.
Pertanyaannya, bagaimana dengan pendidikan Indonesia? Bagaimana dengan pendidikan di Sulawesi Utara?
Pendidikan di Indonesia dan pendidikan di Sulawesi Utara adalah pendidikan kita.
Pendidikan kita selalu dilanda isu. Isu pendidikan yang “abadi” yaitu soal pemahaman pendidikan. Pemahaman pendidikan yang hampir selalu berganti seiring dengan pergantian pemimpin pendidikan. Pemahaman berubah, regulasi pendidikan, kurikulum pun berubah. Hal ini, menjadi masalah filosofis pendidikan.
Isu pendidikan “kontemporer” terkait dengan perubahan pendidikan karena pengaruh keadaan ekonomi, sosial, politik, budaya, pertahanan keamanan, dan kondisi-kondisi yang sementara terjadi. Misalnya, tahun 2018 dan 2019 adalah tahun politik. Tahun politik dapat memengaruhi terjadinya perubahan pendidikan.
Terdapat fenomena “menarik” ketika calon kepala negara, calon kepala daerah, dan calon wakil rakyat menggunakan pendidikan sebagai “alat kampanye”. Kondisi lebih tragis lagi apabila terjadi “intervensi politik” dalam dunia pendidikan. “Intervensi diam-diam” hanya melalui individu tenaga pendidik dan kependidikan, “intervensi terstruktur” melalui lembaga-lembaga pendidikan dan atau pemimpin pendidikan.
Isu pendidikan “futuristik” yaitu pendidikan yang berfungsi sebagai transformasi. Misalnya, pembangunan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan kita yang beradab, pembangunan pendidikan untuk kesejahteraan, dan pembangunan pendidikan untuk kebahagiaan.
Pendidikan di Provinsi Sulawesi Utara.
Dalam Talk Show ” Quo Vadis Pendidikan SULUT” 27 April 2018 di Manado. Kepala Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Sulawesi Utara memaparkan data hasil Uji Kompetensi Guru, Uji Kepala Sekolah, Uji Pengawas, dan hasil belajar siswa tahun 2017 se-Indonesia. Provinsi Sulawesi Utara berada di rangking 6 terbawah dari 34 Provinsi. Walaupun rangking Kota Tomohon, Kota Bitung, dan Kota Manado sudah baik.
Sulawesi Utara memiliki 3041 Satuan Pendidikan Non Formal, 2227 Sekolah Dasar, 714 Sekolah Menengah Pertama, 224 Sekolah Menengah Atas, 185 Sekolah Menengah Kejuruan, dan 24 Sekolah Luar Biasa.
Fakta dan data pendidikan Sulawesi Utara ini adalah masalah pendidikan kita. Masalah pendidikan kita ini sangat kompleks. Soal akses pendidikan, soal mutu dan relevansi, soal pelestarian budaya, dan soal tata kelola pendidikan. Kompleksitas masalah pendidikan kita sudah dan sementara diselesaikan oleh semua pemangku kepentingan pendidikan. Penyelesaian dengan teori-teori pendidikan yang sesuai yang dikolaborasikan dengan kebutuhan masyarakat, dana pendidikan yang luar biasa, pendidikan berbasis budaya, pendidikan berbasis teknologi, pendidikan berbasis kebutuhan kerja, dan lain sebagainya.
Apakah ini penghayatan Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2018?
Apakah ini persoalan mendasar pendidikan di Provinsi Sulawesi Utara?
Penghayatan Hari Pendidikan Nasional di Provinsi Sulawesi Utara adalah persoalan kebahagiaan menjalankan pendidikan.
Ketika pemerintah tidak dengan terpaksa memberi dana pendidikan, guru tidak dengan terpaksa meningkatkan kualitasnya, para pemimpin lembaga pendidikan baik negeri maupun swasta penuh sukacita menyelenggarakan pendidikan, siswa dan mahasiswa senang dengan belajar, orang tua/wali siswa dan mahasisa bangga dan menaruh harapan kepada lembaga pendidikan, dan masyarakat dengan tulus berperan menunjang penyelenggaraan pendidikan. Inilah kebahagiaan pendidikan. Pendidikan membawa kebahagiaan.
“Pendidikan dan pengajaran di dalam Republik Indonesia harus berdasarkan kebudayaan dan kemasyarakatan bangsa Indonesia, menuju ke arah kebahagiaan batin dan keselamatan hidup lahir” Ki Hadjar Dewantara.
Selamat Hari Pendidikan Nasional.(*)