SULUTIMES, Bolmong – Tiga tahun setelah Yasti Suprejo Mokoagow memimpin Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), suasana jalanan Kecamatan Lolak sebagai pusat ibu kota Kabupaten di malam hari semakin gelap gulita.
Padahal, di saat kampanye masa pencalonannya lalu, hal ini menjadi salah satu yang paling disorotinya sebagai bentuk kegagalan Pemerintahan sebelumnya.
Kepada wartawan Sulutimes.com aktivis mudah asal Kecamatan Lolayan Nasir Ganggai berujar janji manis Bupati Yasti saat pencalonannya lalu sempat memberikan rasa optimis bagi warga hingga melabuhkan kepercayaan terhadapnya. Tapi ternyata apa yang disampaikan orang nomor satu di Bolmong itu dinilai laksana meludahi wajahnya sendiri.
“Saat Kampanye katanya Lolak kota mati dan gelap gulita. Tapi giliran berkuasa bukanya semakin membik, suasana Lolak malah lebih parah dibanding sebelumnya,” ucap Nasir, Jumat (16/8/2019).
Senada disampaikan Aktivis Lolak Ceni Paputungan, di mana lampu penerangan jalan yang tersedia jauh sebelum Yasti berkuasa bukannya ditambah dan lebih di tata rapih, justru kondisinya kini mulai rusak tak terawat serta tidak lagi difungsikan sebagaimana mestinya.
“Banyak aset Daerah di pusat ibu kota terbengkalai dan menjadi mubazir. Termasuk traffic light yang ada di persimpangan Lolak, itu juga dibiarkan menggantung di tiang dalam kondisi rusak,” ungkapnya.
Menanggapi hal itu, Asisten II Pemkab Bolmong Yudha Ranting saat dikonfirmasi di ruangannya mengatakan kalau Bupati Yasti memiliki konsep yang besar dan sangat serius ingin membangun Bolmong, cuma prosesnya memang tidak mungkin harus dilaksanakan sekaligus.
“Bolmong ini cukup besar terbagi 15 kecamatan, dan jika disesuaikan dengan kondisi APBD yang memang belum begitu besar, sehingga tentu perlu ada penyesuaian melalui skala perioritas,” pungkasnya.
Adri Paputungan
