SULUTIMES, Sulut – Langkah sigap Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Utara (Sulut) mengantisipasi masuknya virus African Swine Fever atau ASF semakin terorganisir.
Diketahui, Virus ASF atau demam babi Afrika merupakan spesies virus yang menyebabkan penyakit demam pada babi. Virus ini merupakan satu-satunya spesies virus dalam famili Asfarviridae dan genus Asfivirus yang dikelompokkan dalam grup I sistem klasifikasi Baltimore yaitu virus DNA dengan untai ganda.
Informasi terbaru yang berhasil dirangkum media ini, melalui Sekretaris Provinsi Sulut Steve Kepel ST MSi bahwa Pemprov Sulut tengah gencar menjalin koordinasi dengan sejumlah stakeholder terkait untuk pengawasan dan pencegahan penyebaran virus ASF masuk ke Nyiur Melambai.
Koordinasi Pemprov Sulut melibatkan instansi Kepolisian, BPOM, Balai Karantina Pertanian Kelas I Manado dan Asosiasi Peternak Babi.
Menurut Sekprov Sulut Steve Kepel meskipun saat ini Sulut belum didapati kasus virus ASF namun langkah pencegahan harus dilakukan sejak dini untuk mengantisipasi penyebaran yang masif.
Bahkan dijelaskannya, diperbatasan Sulut yaitu Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut) dan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel), Pemprov Sulut telah menyediakan lahan khusus sebagai tempat pemusnahan jika didapati ada babi yang akan dibawa masuk ke Sulut.
“Banyak ternak babi yang terkontaminasi ASF, oleh karena itu kami melakukan langkah pencegahan,” jelas Kepel di Lobby Utama Kantor Kantor Gubernur, Kota Manado, Kamis 1 Juni 2023.
Sekprov Steve Kepel menambahkan beberapa waktu lalu Pemprov Sulut sudah menyurat ke Polda untuk menindak siapa saja yang berusaha membawa babi dari luar daerah.
Kepada masyarakat, Kepel mengimbau agar isu-isu liar terkait virus ASF yang sudah mewabah di Sulut agar jangan mudah dipercaya, begitu juga soal mengkonsumsi babi lokal.
“Kalaupun sudah ada isu dan informasi terkait ini Sulut masih aman, konsumsi babi lokal masih aman soalnya belum ada kasus,” imbaunya.
Soal daging impor, tutur Sekprov Kepel, nantinya Pemprov akan meminta otoritas yang berwenang agar detail mengecek dan memeriksa kualitas babi.
“Pemprov Sulut masih belum bisa memastikan sampai kapan intensitas pengawasan ini akan dilakukan, sepanjang endemi ASF berjalan Pemprov akan senantiasa mengutamakan kesehatan dan keselamatan masyarakatnya,” kuncinya.
Jakas