SULUTIMES, Minahasa – Pusat Studi Gender (PSG) Universitas Negeri Manado (Unima), Rabu (4/7/2018) bertempat di Hotel Swissbell Maleosan Manado menyelenggarakan workshop Metode Penelitian Berspektif Gender dan Inklusi Sosial (GESI).
Menghadirkan narasumber Prof Dr Emmy Susanti MA dan Dr Ir Arianti Ina R Hunga MSi, acara diawali dengan pembukaan mewakili Rektor Unima dalam hal ini oleh Ketua LPPM Unima Prof Dr Revolson Mege MS sekaligus memberikan materi pengantar awal dengan dimoderatori Dr Grace Jenny Soputan MSi selaku ketua pusat studi gender UNIMA didampingi oleh Dr Aldjon Dapa selaku sekretaris.
Kontek diskusi dalam workshop terbatas ini, untuk memberikan masukan terkait penyusunan proposal penelitian berperspektif GESI.
Pada kesempatan lain sebelum kegiatan ini dilaksanakan Rektor Unima Prof Dr Julyeta PA Runtuwene MS mengungkapkan, kita sepakat untuk memasukkan aspek GESI dalam usulan penelitian dan Pengabdian para dosen Unima.
“Mengingat Propinsi Sulawesi Utara masih menjadi salah satu daerah yang memiliki prosentase masalah trafficking, kekerasan pada wanita, dan kekerasan pada anak yang cukup mengkhawatirkan, sehingga memerlukan perspektif dan treatmen yang benar tentang GESI,” ucap Runtuwene.
Sementara itu, Ketua PSG Unima Dr Grace Soputan MSi mengatakan kegiatan ini boleh terlaksana, karena dukungan dari Rektor Unima yang memiliki komitmen kuat memajukan Pusat Studi Gender Unima untuk proaktif dan peduli terhadap GESI di Sulawesi Utara.
“Oleh sebab itu kami sangat berterima kasih,” Soputan.
Adapun peserta mewakili Fakultas dan lembaga yang ada di lingkungan Unima seperti LPPM, Fatek, Ekonomi dan fakultas lainnya.
Diakhir pembukaan dilaksanakan deklarasi komitmen peserta untuk menghasilkan penelitian & pengabdian berperspektif Gender dan Inklusi Sosial (GESI) yang berkualitas.
Perlu diketahui Aspek kesetaraan gender dan inklusi sosial (GESI) disebutkan secara eksplisit di dalam buku Panduan Dana Hibah Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Edisi XII dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti).
Redaksi/Jakas